Translate

Monday, September 19, 2011

INDONESIA DAN PEMBANGUNAN GLOBAL

Oleh: Sri Mulyani Indrawati
Direktur Pelaksana Bank Dunia dan Mantan Menteri Keuangan Indonesia
Pemulihan pasca krisis ekonomi global menyisakan kerapuhan dan ketidakpastian, yang diakibatkan oleh harga bahan bakar dan pangan yang tinggi, pengangguran, dan ketidakpastian utang di seluruh wilayah Eropa dan Amerika yang termasuka dalam awan gelap tersebut.
Sebagai anggota-anggota kunci dari G-20, baik Australia maupun Indonesia paham peran dari forum kerjasama tersebut, dan kerjasama multilateral pada umumnya, dalam menghadapi sejumlah tantangan.
Sebelumnya kita seringkali melupakan bahwa ekonomi global telah memiliki kekuatan baru, mengabaikan fakta bahwa pasar-pasar negara berkembang telah menjadi kekuatan krusial dalam panggung global. Pemaparan Prospek Ekonomi Global Bank Dunia tahun 2011, sebagai contoh, memproyeksikan rata-rata pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini adalah 3,3% dan 3,6 % pada tahun 2012. Sebaliknya negara-negara berkembang dan miskin justru meningkat, kurang lebih 6 % atau lebih setiap tahun. Tren ini akan berlanjut.
Bagi forum G20 sendiri, perubahan mendasar dari keterlibatan banyak kekuatan ekonomi global dewasa ini akan memberikan baik kesempatan-kesempatan maupun tantangan-tantangan. Secara khusus, yang menjadi penekanan, bahwa fokus G20 pada pertumbuhan pro-miskin melalui investasi infrastruktur yang berkualitas, pendanaan yang lebih luas dan pembangunan keamanan pangan, sehingga bisa berkesinambungan satu dengan yang lainnya.
Investasi infrastruktur yang berkualita akan memberikan dampak yang menjanjikan  terkait hasil-hasil pembangunan dan pertumbuhan. Namun , bagi sebagian besar negara berkembang, pembiayaan terhadap investasi infrastruktur tidaklah cukup.  Berdasarkan pengamatan Bank Dunia, investasi dan pemeliharaan infrastruktur dewasa ini yang diperlukan di negara-negara berkembang mencapai lebih dari 900 juta USD per tahun, tetapi pembiayaan infrastrutur sekarang tidak hanya pada tingkatan tersebut.
Perluasan pembiayaan merupakan prioritas lainnya dari G20, seperti yang diketahui bersama hampir setengah dari populasi penduduk dunia tidak memiliki akses terhadap kredit, rekening tabungan atau jasa pelayanan pembiayaan lainnya. Peningkatan akses terhadap inovasi, pembiayaan berbunga rendah  menjadi model tunggal yang dijalankan  sehingga menjadi upaya bersama, dan Bank Dunia sedang membangun jasa pelayanan seperti kantor-kantor cabang bank dan penggunaan telepon  di wilayah pedalaman.
Tantangan ketiga adalah keamanan pangan. Produksi pertanian rendah dan harga pangan global mencapai titik tertingginya. Dikombinasikan dengan perubahan berkelanjutan, penduduk miskin di negara-negara berkembang berada pada posisi yang sangat beresiko. Konsekuensinya,para menteri pertanian G20 mendorong dibentuknya paket penyelamatan yang sedang dipertimbangkan oleh para pemimpin G20 pada pertemuan bulan November 2011 di Cannes. Salah satu ukuran antara lain dukungan peningkatan transparansi persediaan stok pangan dan produksi, yang akan membantu mengurangi ketidakpastiaan di pasar dan mampu menyediakan stok yang lebih baik sesuai permintaan. G20 juga menyetujui pengecualian terhadap pengiriman bantuan pangan kemanusiaan yang terkena larangan ekspor, sehingga dapat mengurangi tingkat kelaparan penduduk dunia pada saat krisis akibat hambatan-hambatan perdagangan.
Pada saat bersamaan, G20 juga sedang mendorong perluasan penggunaan instrument-instrumen berdasarkan nilai pasar yang membantu mengatur fluktuasi harga pangan. Salah satu institusi internal Bank Dunia, Kerjasama Keuangan Internasional, telah meluncurkan prakarsa baru untuk membantu melindungi dampak pergeseran harga untuk para produsen (petani) dan konsumen di negara-negara berkembang.
Tantangan paling krusial dalam mengatasi hal diatas dalam jangka waktu panjang adalah meningkatkan dan mendukung produktivitas pertanian, yang mensyaratkan investasi yang besar di bidang pertanian. Berkaitan dengan hal itu, Bank Dunia telah meningkatkan pembiayaan di sektor tersebut.
Program Pertanian Global dan Keamanan Pangan, yang didesain oleh Bank Dunia sesuai rekomendasi forum G20, juga ditujukkan untuk mendukung rencana –rencana keamanan pangan dan membangun pertanian berskala kecil. Program tersebut telah mengalokasikan 481 juta USD ke 12 negara.
Indonesia sedang bekerjasama dengan negara-negara anggota G20, untuk menghadapi perkembangan ketiga tantangan  diatas, dan juga sangat berpoteensi untuk menyiapkan forum strategis internasional, untuk memajukan kepentingan-kepentingan nasional sebelumnya dan juga mempunyai  tanggungjwab global.
Tetapi seperti yang diketahui telah terjadi pergeseran ekonomi global, sehingga perlu melakukan sejumlah tindakan berdasarkan tata kelola global. Arsitektur keuangan yang muncul di Asia yang sangat signifikan sekarang dibentuk oleh ASEAN dan, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia adalah suara dari organisasi tersebut (ASEAN) di forum G20.
Banyak cara yang dapat dilakukan Indonesia untuk berkontribusi terhadap perkembangan konsensus multilateral di G20. Sebagai negara yang bertahan dari krisis ekonomi dan politik yang dalam, pengalaman tersebut dapat dijadikan pembelajaran yang bisa dibagi kepada negara-negara lain. Negara ini burusaha dan bekerja keras untuk kembali menjadi negara besar, lebih baik dan lebih ulet setelah krisis keuangan Asia, pembaharuan ekonomi serta reformasi politik diimplementasikan untuk mengurangi kerentanan dan memperkuat sistem keuangan nagara tersebut.
Indonesia sedang belajar dari para ahli dan berkolaborasi seiring dengan partisipasinya di forum global, namun hal tersebut harus dikembangkan dalam bentuk kebijakan dan solusi-solusi pada masa yang akan datang melalui G20. Perspektif Indonesia sangat penting ketika ekonomi negara-negara berkembang menjadi kunci pasca pemulihan krisis ekonomi global dan perjuangan melawan kemiskinan.[1]

Jakarta, 19 September 2011.


[1] Artikel asli berjudul “ Indonesia’s and Global Development”. Lebih lanjut baca http://www.eastasiaforum.org/2011/09/18/indonesia-s-and-global-development/

No comments:

Post a Comment